CANDI SAMBISARI

PERJALANAN KELAS A PASCA PEND. MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

DISKUSI PARA PENCARI ILMU

GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

FOTO BERSAMA KELUARGA

BAPAK, MAMA, SAYA, DAN ADIKKU ATUL.

Pelataran Kantor Gubernur SULTRA

Bersama IMALUDIN AGUS, ADITIAN YUDIANTARA, NUR ISRA RASID, INDAH MAWARNI GAFUR dan HASRA

KELAS PASCA UNY

PROSES BERELEGI KELAS A PASCA PMAT UNY.

MALIOBORO

JETIS KOMUNITI BERSAMA WAWAN, ARUL DAN UMAR.

Senin, 28 September 2015

REFLEKSI KETIGA

Diskusi ‘Para Guru’ dan “Guru Para Guru”

Selasa tanggal 22 september 2015, pukul 11.10 samapi 12.50, diruangan 305b lantai tiga gedung pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta berlangsung perkuliahan Filsafat Ilmu pertemuan ketiga dengan dosen pengampu bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A. Pada pertemuan ini berbeda dengan biasanya dimana biasanya materi disampaikan oleh Pak Prof.Dr. Marsigit, M.A secara utuh tetapi pada pertemuan ini lebih diramu dalam bentuk penyampaian uneg-uneg atau hal yang belum jelas dibenak para guru (Mahasiswa PMAT 2015 Kelas A) kemudian dijelaskan oleh guru para guru (Prof. Dr.Marsigit, M.A).
Guru para guru:
Assalamualaikum wr wb.
(meminta mengumpulkan lembaran-lembaran pertanyaan yang ditulis para guru)

Apa pertanyaan saudara yang berkaitan dengan filsafat secara kontekstual saja?? Atau ungkapkan pertanyaan yang saudara tulis secara langsung???

Guru senior:
Oh iya....Terimakasi bapak..... menurut sudut pandang filsafat, mengapa anak-anak didik sekarang cenderung memilih yang instan, khususnya dalam pelajaran matematika??

Guru para guru:
........Baik bu guru senior...............
Jadi pertanyaanya terlalu terjun jauh kebawah dari filsafat sampai ke siswa. Akan tetapi disamping muncul terjun jauh , ada sebuah pantulan yang menarik dibahas yaitu “ Budaya Instan”. Instruksi saya untuk memahami hal ini, coba buka dalam postingan saya dengan judul makalah “ Narasi Besar Ideologi Politik Pendidikan dunia”. Bu Guru senior sudah membukanya???

Guru Senior:
Hehehehe.... belum pak....

Guru para guru:
Inti penjelasan........
Didalam filsafat saya jika itu tesis maka saya membuat anti tesisnya begitu pula sebaliknya. Tesis yang saya buat misalnya “kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit” dan anti tesisnya “kalau bisa mengerjakan yang sulit kenapa harus yang mudah”. Ungkapan ini didengarkan juga  tidak begitu jelas, diucapkan juga gampang dan dilaksanakan sulit. Silahkan anada uji diri anda, jika dari dua kata ini dilaksanakan maka dampaknya sangat luar biasa yakni dunia akhirat.
Secara psikologis, perbedaan antara “kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit” dan “kalau bisa mengerjakan yang sulit kenapa harus yang mudah” ini adalah keadaan yang berbeda. Jika kita idenfikasi bagaimana bedanya kedua pernyataan ini????

Para Guru:
..................................(Belum ada gambaran)............. belum faham dengan pertanyaan pak...

Guru Para Guru:
Oke saya ulangi ya...........“kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit” dan “kalau bisa mengerjakan yang sulit kenapa harus yang mudah” secara psikologi bedanya apa??? Keadaan pelakunya bagaimana??

Para Guru:
Kami belum paham pak............mohon diulangi!!!

Guru Para Guru:
Oke saya ulangi lagi.......seseorang mempunyai sikap, tabiat,watak  misalkan:
...........“kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit” sebagai pihak kanan dan “kalau bisa mengerjakan yang sulit kenapa harus yang mudah” sebagai pihak kiri. Tolong anda indentifikasi keadaan yang pertama dengan yang kedua pribadi orangnya seperti apa dalam sudut pandang psikolog???

Para Guru:
Oh iya pak....kami sudah mulai paham pertanyaanya...
Pribadi yang pertama itu menunjukan orang yang tidak mudah berjuang, sudah nyaman dizona aman, tidak mau meningkatkan diri, santai, gampang menyerah, tidak suka tantangan, tidak mau bekerja keras, motivasi kurang, defensif, tidak kreatif, termaksud budaya instan dan masih banyak lagi.
Pribadi yang kedua itu menunjukan orang suka tantangan, pekerja keras, kreatif, cerdas, ulet, ingin berkembang, motivasinya tinggi...dan juga masih banyak lagi......

Guru Para guru:
Oke itu sudah bisa membedakannya kan???
Sesungguhnya hidup itu adalah interaksi antara yang pertama dan yang kedua. Jika ingin hidup yang lebih baik hijrahlah dari yang pertama ke yang kedua. Itu jawaban saya tentantang pertanyaan anda. Selanjutnya pernyaan yang lain ???

Guru Junior I:
Bagaimana pandangan filsafat tentang pendapat “stephan walking” tentang penciptaan alam semesta kaitanya dengan objek filsafat “ADA dan MUNGKIN ADA”???

Guru para Guru:
(Beliau mengkalarifikasi)...............
Pertanyaan anda mungkin punya maksud apa pandangan agama tentang nenek moyang manusia adalah seekor kera. Sementara, agama apapun tahu bahwa nenek moyang manusia adalah manusia yaitu Nabi Adam As. Teori tentang nenek moyang manusia adalah kera dikemukakan oleh darwin. Menurut darwin dengan teori evolusinya dimisalkan “jika tiap hari manusia diajar untuk terbang maka dalam kurun waktu yang cukup lama kegiatan ini dilakukan maka manusia akan terbang”, ini adalah salah satu yang disebut teori potensi yang menetapkan bahwa yang didunia ini bisa berubah (teologi) tokohnya adalah Parmenides. Jika pendapat ini seperti itu maka masih separuh dunia dijangkaunya, sebab masih ada separuh dunia yang sifatnya tetap tokohnya adalah Heracleitos. Filsafat memandang ini sebagai hidup. Sebenar-benarnya hidup adalah interaksi antara tetap dan berubah.
..................................................................................................................................................................
Didalam filsafat tidak ada yang benar dan yang salah. Yang tidak benar hanya tidak sesuai dengan ruang dan waktunya.    
Dalam sisi spiritual, agama adalah dogma yang memiliki sifat absolut, al-Quran misalkan merupakan kitab suci yang datangnya dari sang pencipta (ALLAH SWT) yang tidak bisa dirubah seperti halnya UUD 1945 yang bisa di amandemen.
Pernah dengan Al-quran di amandemen???

Para Guru:
Tersenyum....... tidak pernah pak...

Guru para Guru:
(Beliau menambahkan)...............
Inilah yang membedakan antara orang timur dan orang barat.
Orang timur yang mayoritas agamais selalu berpikirnya final sedangkan orang barat berpikirnya selalu terbuka atau open endded. Maka lahirlah pendekatan open endded yang sering dipergunakan dalam pembelajaran. Akan tetapi, jika hanya dengan pikiran kita mencari tuhan maka tidak akan ada jaminan bahwa itu adalah tuhan. Imam gozali mengatakan  bahwa “jika ingin ketemu tuhan maka jangan hanya berpikir tetapi kerjakanlah”.
Dalam konsep bijaksana antara orang barat dengan orang timur ada perbedaan. Bijaksana menurut orang barat adalah orang yang mencari ilmu, sedangkan orang timur dikatakan bijaksana bila sudah bisa memberi. Maka mejadi pejabat ditimur harus bisa mensejahterakan rakyatnya dan bahkan harus memberi. Tuntukan masyarakat timur kepada pejabat untuk diberikan sesuatu. Sehingga hal inilah yang membawa potensi koorupsi di indonesia yang merajalela.
......................................................................................................................................................
Pertanyaan lain silahkan....!!!!

Guru Junior II:
Agama adalah dogma yang pasti kita yakini, lalu bagaimana dengan teori big bang (proses terbentuknya alam semesta) dan teori darwin tersebut kita benarnakan, dipercayai serta dipelajari oleh banyak orang sementara itu belum tentu ada pak??? Mohon penjelasannya !!!

Guru para Guru:
Teori dapat dikenal karena beberapa alasan:
1.        Teori ditulis serta memiliki rujukan
2.        Di publikasikan
3.        Terdapan sponsoship
4.        Memiliki manfaat

Teori big bang diperlukan untuk level-level keilmuan tertentu tetapi ketika menyentuh ranah spritual bagaimanapu harus tetap dengan keyakinan yang kita miliki. Apabila tidak demikian, orang yang hanya berpikir tanpa batas menyimpulkan bahwa alam semesta terjadi tanpa campur tangan ALLAH  ini adalah salah satu kesombongan luar biasa, agar kita dalam belajar filsfat tetap masih dalam koridur maka spritual menjadi penyangkalnya.
......................................................................................................................................................
Objek filsafat ada yang adalah ADA dan MUNGKIN ADA, semua yang kita pikirkan adalah sebuah wadah, setiap wadah juga merupakan isi. Misalkan rambut berwarna hitam, maka rambut adalah wadah dan hitam itu isinya. Oleh karena itu, wadah adalah subjek dan isi adalah predikat. Maka tidak akan pernah didunia ini:
·         predikat tidak sama dengan subjeknya,
·         rambut tidak akan sama dengan hitam,
sebab hitam adalah hanya sebagian sifat dari rambut sedangkan rambut masih mempunyai sifat-sifat lain selain hitam yang tak terhingga banyak dan semua sifat rambut itu juga adalah wadah. Jadi dapat disimpulkan bahwa dunia berstruktrur yang terdiri atas wadah dan isi serta isi juga wadah, yang banyak tersebut adalah kuasa tuhan, yaitu tuhan yang Esa.
Orang didunia yang sifatnya plural tetapi beersikap tunggal, didalam filsafat disebut fatal (kaum fatal) yang hidupnya terserah pada nasib dan takdir.
Urusan dunia fatal, sedangan urusan akhirat fital. Olehnya itu, filsafat mendefinisikan hidup bahwa sebenar-benar hidup adalah interaksi dinamik antara fatal dan fital, seperti ungkapan bahwa “berikhtiarlah seakan hidup selama-lamanya dan berdoalah seakan-akan akan mati esok”.
Sifat ADA dan MUNGKIN ADA kalau itu sifatnya tunggal disebut mono, sehingga lahirlah filsafat monoisme. Monosim berpandangan bahwa segalanya adalah urusan langit (tuhan).
Teknologi mengeptimalkan urusan dunia yang harapanya untuk mensuport urusan akhirat.
Wanita dalam pikiran setiap manusia itu adalah satu jika diturunkan akan membentuk seperti bagan berikut:

(Contoh keadaan  ADA dan MUNGKIN ADA dalam Filsafat)
A
Guru Junior III:
Berkaitan dengan beberapa takdir yang telah ditetapkan oleh ALLAH, baik itu mati, jodoh dan lahir. Dalam kematian manusia berbeda-beda ada yang sakit, kecelakaan, bunuh diri, dsb. Pertanyaan saya adalah apakah orang bunuh diri itu sudah ketetapan dari tuhan ???. jika iya, bunuh diri dalam islam itu adalah dosa, apakah amalan-amalan hidupnya sia-sia saja???

Guru Para Guru:
Cara pandang berdimensi yang dipandang pun berdimensi, itulah berfilsafat kemudian di iteraksikan
Dalam sisi spirutual cara pandang itu jelas sesuai koridornya, tetapi dalam berfilsafat yang namanya takdir adalah sesuatu yang sudah terjadi, jika dinaikan dalam spirtual takdir itu adalah sedang terjadi. Yang terjadi itulah takdirnya.
Kaitannya dengan fatal dan fital, fatal adalah takdir serta fital itu ikhtiar. Manusia bisa berikhtiar sebab manusia mempunyai potensi dan hidup manusia tidak bisa lepas dari takdir.
Hidup itu adalah pilihan, dan yang memilih adalah Tuhan. Pikiran itu adalah pilihan serta yang kita ucapkan pun adalah pilihan diantara kata-kata yang lain. Olehnya itu, manusia hidup karena ketidak sempurnaan. Manusia adalah mahluk terpilih (tereduksi) dalam filsafat dikenal dengan faham Reduksionisme bahwa manusia itu terpilih dan dipilih, organ tubuh manusia itu adalah pilihan..
Tiga hal yang pokok dalam diri manusia adalah lahir, jodoh dan kematian memiliki kedudukan yang sama serta Tuhanlah yang menentukan.
Ada pertanyaa lain lagi !!!...

Guru Junior Kece:
Istri itu cuman satu dalam pikiran, lalu bagaimana dengan poligami pak? Mohon penjelasannya!

Guru para guru:
Seperti penjelasan tadi bahwa jika istri dalam pikiran hanya satu sedangkan yang lainnya adalah contoh-contoh. Dalam filsaafat istri ini adalah wadah sedangkan yang lainnya adalah isinya. Makanya hidup ini itu berlevel (wadah-isi-wadah-isi-...........)
Postulat adalah resep untuk dilaksanakan.
Guru Junior IV:
Segala sesuatu itu telah ditakdirkan, sementara motivator selalu mengarahkan menuju kesempurnaan. Pandangannya seperti apa pak??

Guru para guru:
Segala sesuatu selalu berpasang-pasangan dan mencari jodohnya, setiap yang ada dan mungkin ada adalah tesis. Sedangkan selain daripada adalah anti tesis. Contoh : diriku ni adalah tesis tetapi semua diluar diriku adalah antitesis.
Ketetapan yang telah dibuat dalam agama adalan tesis dalam filsafat maka anti tesisnya adalah ikhtiar manusia.
Tesisnya fatal dan anti tesisnya potensi, maka motiator itu mengembangkan potensi-potensi agar manusia itu punya potensi. Olehnya itu, sebenar-benarnya hidup adalah perubahan potensi dari ADA menjadi PENGADA melalui MENGADA. Segala sesuatu berubah diikhtiarkan ke sang pencipta itulah keikhlasan.
Apa bedanya motivator dengan para filosofer ??
Kalau motivatot itu melakukan kontrol dan kendali sedangkan filosofer melakukan pengamatan dan melakukan refleksi dengan apa yang dilihatnya tanpa masuk pada setiap sisinya.
Guru Junior V:
Saya mau tanya tentang kontrakdiksi pak... bagaimana mensinergikan antara pikiran dan hati, agar tidak ada penyesalaan??
Guru Para Guru:
Ini pertanyaan bagus................
Pada dasar kodrat itu adalah takdir-Nya. Ditemukan oleh  Imanuel kant, bahwa isi tidak sama dengan wadah, walau isi juga wadah dan wadah juga isi, akan tetapi wadah tidak sama dengan isi seperti contoh yang sebelumnya itulah yang dinamakan kontradiksi dalam filsafat.
Tanpa adanya kontradiksi maka tidak ada kehidupan,sebab hidup manusia memang kontradiksi
Prinsip yang kedua adalah prinsip identitas, misalkan A=A ini hanya ada dalam pikiran sebab pikiran sudah terbebas dari ruang dan waktu, tetapi selagi dia diucapkan maka A yang pertama sudah berbeda dengan A yang kedua.
Oleh karena itu, manusia selalu diwarnai dengan kontradiksi-kontradiksi. Manusia bisa makan, minum ini karena kontradiksi sebab terjadi pertempuran hebat antara oksigen dengan darah merah sehingga muncullah energi.
Kontradiksi inilah manusia bisa hidup, manusia tidak bisa terhindar dari kontradiksi.
Kedudukan kontradiksi itu ada dimana???
Isi atau wadah yang bagaimana yang mengalami kontradiksi???
Semakin rendah posisi, semakiin ada dalam predikat semakin tinggi kontradiksiny.
Semakin tinggi, semakin tinggi, semakin tinggi, ......... semakin kecil kontradiksinya dan yang paling tinggi merangkum menjadi satu yaitu kekuasaan Tuhan, sebab tidak ada kontradiksi pada tuhan tetapi yang menganal kontradiksi adalah manusia.
Pengetahuan adalah pertarungan anatar tesis dan anti tesis menjadi sintesis (pengetahuan baru). Sebagai seorang ilmuwan harus siap melakukan sintesis-sintesis antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
Cara menghilangan keraguan, penyesalan dengan berdoa. Setinggi-tinggi doa adalah memanggil nama-Nya.  Tetapi doa yang sampai hanya orang-orang yang mendapatkan syafaat. Mustajabnya doa karena dijalankan.
..................................................................................................................................................................
Wassalamuallaikum wr wb.......
“Sekian Untuk Hari Ini”

IMALUDIN AGUS

Jumat, 25 September 2015

PERTEMUAN TIGA



Pertemuan Ketiga (Langkah Awal Penyusunan Latar Belakang)

Pada hari selasa tanggal 22 september 2015, di ruangan PPG 1 Gedung Laboratorium FMIPA UNY berlangsung kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan pertemuan ketiga dengan dosen pangampu ibu. Dr. Heri Retnowati, M.Pd. Pada pertemuan ini membahas cara menyusun latar belakang masalah berdasarkan identifikasi masalah yang telah di tuliskan sebelumnya.
Masalah adalah kesenjangan harapan dengan kenyataan. Sehingga pada latar belakang terlebih dahulu merinci apa-apa kenyataan yang terjadi dari masalah kemudian disesuaikan dengan harapan yang sesungguhnya dan mencari solusi yang tepat agar kenyataan benar-benar sama atau paling tidak mendekati harapan yang diinginan. Berikut ini adalah contoh sekaligus tugas 2 Metode Penelitian Pendidikan (penyusunan latar belakang):
MASALAH 1
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif berorentasi pada  Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
No
Kenyataan
Harapan
Solusi
1.
Kurangnya kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Interaktif
Guru diharapkan dapat membuat Media Pembelajaran Interaktif
Ø  Pelatihan dan pembimbingan guru dalam pembuatan Media Pembelajaran Interaktif
Ø  Pengembangan Media Pembelajran Interktif untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika.
2.
Media pembelajaran yang belum lengkap
Media Pembelajaran yang lengkap
3.
Pembelajaran Matematika yang masih bersifat Abstrak
Pembelajaran Matematika Harus Bersifat Kongkret atau Kontekstual
4.
Berdasarkan Hasil Observasi, Pembelajan Matematika dikelas guru mengajar secara langsung tidak dengan alat peraga atau media interaktif.
Pembelajaran Matematika dikelas harus lebih kreatif dengan menggunakan alat peraga atau media interaktif sehingga materi dapat divisualisasikan
5.
Kesulitan dalam pemahaman konsep matemati
Pemahaman Konsep Siswa dalam pembelajaran matematika sangat bagus
6.
Berdasarkan hasil observasi dikelas dan wawancara siswa bahwa konsep yang mereka mengerti hanya sekedar dihafal tetapi tidak dipahami berasal dari mana dan maknanya apa.
Pemahaman Konsep Matematika tidak hanya sekedar dihafal tetapi dipahami sarta diperoleh maknanya.
7.
Sifat Konstruktifisme dan kontinuitas dalam pembelajaran matematika dikelas belum diterapkan.
Sifat konstruktifisme dan kontinuitas dalam pembelajaran matematika sudah diterapkan
8.
Pelatihan Pengembangan Media Interaktif belum efektif
Pelatihan Pengembangan Media Interaktif.
Masalah 2
Hubungan antara motivasi dan minat siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
No
Kenyataan
Harapan
Solusi
1.
Berdasarkan hasil wawancara siswa bahwa Motivasi Belajar Matematika siswa yang masih rendah
Motivasi Belajar matematika siswa tinggi
Ø Meningkatkan Minat dan Motivasi belajar siswa untuk meningkatan prestasi belajar siswa
Ø Memilih dan memilah Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat dalam belajar matematika siswa meningkat
Ø Mengubah mindset siswa bahwa matematika adalah pembelajaran yang sulit dengan pemberian apresepsi yang menarik dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.
2.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara siswa bahwa minat belajar pada pembelajaran matematika sangat rendah
Minat Belajar siswa terhadap Pembelajaran matematika tinggi
3.
Berdasarkan hasil observasi dikelas pemberian Apresepsi yang masih kurang bermakna serta tidak berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
Pemberian Apresepsi yang lebih bermakna dan berguna bagi rasa ingin tahun siswa pada materi yang diajarkan.
4.
Pembelajaran matematika yang sifatnya Abstrak
Pembelajaran matematika yang lebih kongkret
5.
Mindset siswa bahwa Pembelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit
Mindset Pembelajaran matematika harus asyik, menarik dan mudah.
6.
Berdasarkan hasil observasi di kelas, metode pembelajaran matematika yang monoton
Metode Pembelajaran Matematika dikelas lebih variatif.
7.
Pembelajaran yang melibatkan siswa aktif menemukan makna dari belajar matematika masih kurang
Memilih Metode atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran
8.
Prestasi Belajar siswa yang rendah
Prestasi Belajar Siswa tinggi
Masalah 3
Pengaruh Sertifikasi (PLPG) Guru terhadap Motivasi dan Kualitas Mengajar Guru
No.
Kenyataan
Harapan
Solusi
1.
Berdasakan Hasil Observasi, Motivasi mengajar guru belum terlalu tinggi.
Motivasi mengajar guru yang lebih tinggi
Ø Pemberian Sertifikasi guru dengan harapan finansial guru lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan motivasi mengajar serta kualitas mengajarnya.
Ø Pemberian pelatihan PLPG serta pelatihan lain yang sifatnya meningkatkan kompetensi guru sehingga dapat meningkatkan kualitas guru
2.
Keadaan Finansial Guru yang relatif rendah
Finansial Guru lebih tinggi
3.
Pelatihan peningkatan kompetensi guru yang belum efektif dan efisien
Pelatihan Peningkatan kopetensi guru yang lebih banyak
4.
Kompetensi mengajar yang dimiliki guru masih rendah
Kompensi mengajar yang tinggi
5.
Berdasarkan Hasil Observasi, Guru masih mengejar target mengajar agar 24 jam perminggu
Guru seharusnya lebih mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas
6.
Kualitas mengajar guru relatif rendah
Kualitas mengajar guru tinggi
7.
Prestasi pendidikan di indonesia  rendah
Prestasi pendidikan di Indonesia tinggi







“IMALUDIN AGUS”