Kamis, 19 November 2015

TEKNIK SAMPLING

Hari/Tanggal   :    Selasa, 17 November 2015
Mata Kuliah    :    Metode Penelitian Pendidikan
Dosen                :    Dr. Heri Retnawati, M.Pd
TEKNIK SAMPLING
Penarikan suatu sampel menjadi sangat penting dalam proses penelitian. Hal ini disebabkan sampe yang telah dipilih menjadi representasi dari populasi yang diasumsikan dapat ditarik sebuah kesimpulan yang juga berlaku secara umum dalam populasi yang hendak diteliti. Selain itu, penarikan sampel ini bertujuan untuk meminimalisir biaya, serta segala kemungkinan yang dapat memberatkan peneliti dalam melakukan peletiannya. Untuk memahami lebih jauh tentang teknik sampling berikut ini kami sajikan  materi yang berhubungan dengan teknik Sampling. Secara Umum dapat dilihat pada bagan berikut:


A.      Populasi Penelitian
Secara umum populasi diartikan sebagai kumpulan dari seluruh anggota atau elemen yang membentuk kelompok dengan karateristika yang jelas, baik berupa orang, objek, kejadian atau elemen yang lain (wagiran, 2012). Menurut Ary, dkk (dalam Wagiran, 2012)  “Population is all members of well defined class of people, events, or objek”. Maksudnya bahwa populasi merupakan semua anggota kelompok baik manusia, kejadian atau objek.
Sebuah populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau ciri-ciri tersebut dinamakan variabel (Nazir, 1985).  Selanjutnya menurut Sugiyono (2011) dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan.  Jadi populasi merupakan semua anggota baik berupa manusia, peristiwa atau objek yang menjadi target penelitian yang kemudian diperoleh suatu kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan.
B.       Sampel Penelitian
Menurut Nazir (1985), sampel merupakan bagian dari populasi. Kemudian Wagiran (2012) mengemukakan bahwa sampel (cuplikan) merupakan kelompok kecil yang diambil dari populasi untuk kenudian diamati atau diteliti. Sampel diperlukan untuk mengantisipasi kesulitan yang ada dalam penelitian jika pada populasi yang akan diamati terlalu banyak. Oleh karena itu sampel merupakan representasi dari populasi dimana penlitian hendak dilakukan.
Pengertian sampel yang representatif mengacu pada hal-hal berikut:
1.        Jumlah atau besarnya mencukupi kebutuhan
2.        Teknik pengambilannya memperhatikan karateristik populasi yang akan menjadi wilayah generalisasi.
3.        Sesuai dengan sifat penelitiannya (expo facto, eksperimen, R & B, dll)
4.        Tingkat ketelitian, efisiensi dan reliabilitas.
5.        Signifikansi praktis dan signifikansi statik.

C.      Jenis-jenis Teknik Sampling
Secara umum teknik penarikan sampel dibagi atas dua yang probability Sampling dan Non-Probability Sampling. Probability sampling adalah suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa dimana suatu element individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan pribadi tetapi tergantung pada aplikasi kemungkinan (Nazir, 1985). Sedangkan Non Probability Sampling merupakan teknik pemberian peluang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Wagiran, 2012).
Berikut ini adalah beberapa teknik sampling probability yang dapat dilakukan antara lain:
1.        Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Wagiran, 2012). Proses pengambilan sampel dengan teknik ini dapat dilakukan dengan proses lotre atau mengundi. Sejalan dengan Nazir (1985), tiap unit populasi diberikan nomor serta diurutkan, kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara random, baik dengan menggunakan random numbers maupun dengan undian biasa.
2.        Systematic Random Sampling
Systematic Random Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Wagiran, 2012). Proses pengambilanya didasarkan pada kriteria awal yang telah ditentukan. Sebagai contoh: suatu data terdiri atas 1 – 10, maka sampe yang hendak diambil sebanyak 5 orang maka kriteria yang bisa digunakan adalah himpunan bilangan ganjil atau genap. Sedangkan menurut Nazir (1985), unit populasi diberi nomor urut kemudian ditentuka satu nomor sebagai titik tolak menarik sampel. Nomor urut  yang hendak dipilih didasarkan pada struktur yang sistematik.
3.        Stratified Random Sampling
Stratified Random Sampling adalah teknik pengambilan sampe yang didasarka pada tingkatan atau strata. Menurut Wagiran (2012), teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota  yang tidak homogen dan berstrata.  Secara umum tekhnik Stratified Random Sampling dibagi atas dua yaitu Proporsional Stratified Random Sampling dan Disroporsional Stratified Random Sampling. Sedangkan menurut Nazir (1985) populasi dibagi dalam kelompok yang homogen atau dalam strata. Anggota sampe dalam starat dan jika tidak semua strata ditarik sampelnya maka disebut Mutliple Stage Sampling.
4.        Multiple Stage Sampling
Nazir (1985), multiple Stage Sampling merupakan sampel yang ditarik dari populasi tetapi tidak semua anggota ditarik menjadi anggota sample. Proses penarikan sampelnya diperoleh dalam populasi yang homogen serta setiap populasi tersebut mempunyai peluang yang sama terpilih penjadi sampel.
5.        Claster Random Sampling
Teknik ini digunakan  untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber  data sangat luas. Sebagai contoh, banyak rumah disuatu daerah, banyaknya penduduk disuatu negara, dsb (Wagiran, 2012).  Dalam claster populasi target pertama dibagi kedalam sub kelompok yang kemudian dipilih sampel dengan prosedur probability.
Berikut ini adalah beberapa teknik sampling Non Probability yang dapat dilakukan antara lain:
1.      Quota Sampling
Pada teknik ini peneliti menentukan jumlah respoden sebagai sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan, sampai data yang hendak diukur dapat tercapai (Wagiran, 2012). Sebagai contoh, suatu penelitian yang bertujuan untuk meneliti tentang profesionalisme pekeja dalam suatu perusaaan maka peneliti mencari responden yang banya dan proses pemilihannya harus merepresentasi subjek yang dibutuhkan dalam penelitian
2.      Convenience Sampling
Dalam teknik ini yang dijadikan sampel adalah orang atau objek yang mudah ditemui atau yang berada tepat pada waktu yang tepat, mudah ditemui dan dijangkau (Wagiran, 2012). Sebagai contoh, jika penelitian ingin meneliti suatu tempat misalkan SMP X dan SMP Y yang relatif dekat atau dalam dua sekolah ini akses untuk melakukan penelitian sangat mudah, walaupun terkadang tidak relevan dengan tujuan penelitian yang diharapkan
3.      Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang kita pilih ini mampu merepresentasikan tujuan penelitian yang hendak kita capai (Sugyono, 2011).  Sedangkan Wagiran (2012), suatu sampel dipilih berdasarkan penilaian atau pandangan dari peneliti berdasarkan tujuan dan maksud tertentu.
4.      Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan suatu keterangan yang jelas serta relevan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai (Sugiyono, 2011).  Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menafsirkan karateristik yang jarang terjadi dalam populasi (Wagiran, 2012).
Sumber:
[1].  Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan kuantitatif, Kualitatif & R-D. Bandung: Alfabeta
[2]. Wagiran. 2014. Meodologi Penelitian Pendidikan. Teori & Implementasi. Yogyakarta: Depublish
[3].   Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Jakarta Timur: Ghalian Indonesia

2 komentar:

  1. Di atas dikatakan sampel harus memenuhi jumlah yang dibutuhkan, berapakah jumlah yang dibutuhkan?

    BalasHapus
  2. Untuk teknik sampling probabiliy jumlah sampenya tergantung pada jumlah populasi dan batas kesalahan, kemudian untuk penentuan jumlah sample menurut slovin menggunakan rumus: n= N/(N e Kuadrat). Sedangkan untuk Teknik sampling non probability jumlah sampelnya belum jelas, sebab peneliti akan menghentikan proses pengambilan sampel jika data yang diperoleh telah jenuh. terimakasih

    BalasHapus