Senin, 19 Oktober 2015

PERMASALAHAN 2 [KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, VARIABEL PENELITIAN. DEFENISI VARIABEL &INDIKATOR PENELITIAN]

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA,MOTIVASI BELAJAR, DAN KECEMASAN  SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Kajian Teori
A.      Perhatian Orang Tua
Coleman,Bradley, Mayer & Mclanahan (Tsui, 2005, p.337) “researcher have found that regardless of family income, high parental attention to and effort toward their children’s education help raise children’s academic achievement”. Schenider & Coleman (Kraaykamp. 2000, p.180) juga menyatakan hal yang serupa bahwa “direct interest and attention of parents for the  performance of children in school is also an important indicator for the ultimate rich school success”. Minat dan perhatian orangtua terhadap kinerja anak di sekolah
merupakan indikator penting dalam sukses anak di sekola. Keluarga sebagai lembaga pendidikan informal, merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga, yang dalam hal ini orangtua memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar anaknya (Houtenville & Conway, 2007, p.1).
Di dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 Bab IV pasal 7 juga disebutkan bahwa “Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya”. Perhatian orangtua terhadap pendidikan yang dimaksud adalah segala bentuk usaha, dorongan, keterlibatan orangtua dalam kegiatan belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Keterlibatan orangtua dalam memberikan pembimbingan belajar bagi anak dan juga menyediakan fasilitas belajar terutama buku-buku pelajaran serta dorongan untuk lebih menggiatkan anak belajar. Sekolah dan rumah, dalam hal ini orang tua memiliki hubungan yang erat. Hubungan yang positif dapat dipengaruhi oleh  jaringan sosial dan kelas sosial orangtua. Jaringan sosial yang dimiliki orangtua dapat mempengaruhi sikap dan kepercayaan terhadap sekolah.
Berdasarkan uraian diatas makan perhatian orang tua adalah segala usaha, dorongan, keterlibatan orangtua dalam proses belajar mengajar baik disekolah maupun dirumah yang mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Komponen yang akan diukur dalam penelitian  berdasarkan UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 yaitu komponen usaha, dorongan dan keterlibatan orang tua.

A.      Motivasi Belajar
Menurut Schunk (Terjemahan 2012, p.492) “teori motivasi berprestasi berpengaruh bagi pengajaran dan pembelajaran”. Schunk et al (2010: 4) juga menambahkan “Motivation is the process whereby goal-directed activity is instigated and sustained”.  Motivasi adalah proses dimana kegiatan tujuan diarahkan untuk menghasut/mendorong dan mendukung.  Fenomena yang terjadi di sekolah maupun di masyarakat yang terkait dengan motivasi ini antara lain siswa yang telat masuk sekolah, siswa yang rajin datang ke sekolah namun enggan untuk belajar, masih ada siswa yang suka membolos, siswa yang mengantuk di kelas dan lain sebagainya.
Buck (1988:5) mengemukakan “ as the control of behavior; that is, the proces by which behavior is activated and directed to warard some definebel goal”. Maksudnya bahwa motivasi mempunyai peranan sebagai  pengontrol tingah laku. Menurut Davies (1991) motivasi adalah kekuatan yang tersembunyi didalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas.
Berdasarkan uraian tersebut maka Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam belajar yang muncul oleh adanya ransangan-ransangan baik dari dalam diri seseoran maupun diluar diri seseorang yang dapat dilihat pada ketekunan dan usaha yang didorong oleh hasrat belajar untuk mencapai hasil atau prestasi belajar sebaik mungkin. Jadi indikator yang akan diukur dalam penelitian ini terdiri atas dua komponen yaitu ketekunan dan usaha.
B.       Kecemasan Siswa
Kecemasan atau Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa latin “angustus” yang berarti kaku dan “ango,anci” yang berarti mencekik. Kecemasan merupakan salah satu emosi yang paling menimbulkan stress yang dirasakan oleh banyak orang. Kadang-kadang kecemasan juga disebut dengan ketakutan atau persaan gugup.
Derajat (dalam Hartanti, 1997) menjelaskan kecemasan sebagai manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik). Ada beberapa jenis rasa cemas yaitu cemas akibat mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya, rasa cemas berupa penyakit yang dapat mempengaruhi keseluruhan diri pribadi.
Menurut Daryanto (1997 : 136) kecemasan merupakan salah satu atribut psikologis yang menjadi fokus kajian di dalam dunia akademik. Sebenarnya kecemasan adalah emosi normal yang diperlukan sehingga manusia bisa unggul. Gejala kecemasan ini tampak terlihat ketika manusia mengalami rasa takut atau ragu-ragu. Konsep kecemasan sendiri dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai perasaan tegang, was-was, rasa takut, rasa khawatir dan gelisah.
Beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis (misalkan gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat) dan psikologis (misalkan panik, tegang, bingung, tidak bisa berkosentrasi).
Faktor-faktor yang menunjukkan hubungan antara kecemasan dengan situasi penilaian kelas : 1) Ketika siswa mengetahui soalnya sangat sulit, maka kegelisahan pasti meningkat, 2) Siswa yang memiliki tingkat resiko kecemasan lebih tinggi akan menyebabkan kegelisahan bagi siswa yang lain, 3) Siswa yang menerima pujian dari guru setelah ujian akan memiliki tingkat kegelisahan lebih rendah daripada siswa yang tidak menerima pujian, 4) Soal tes yang telah diatur dari yang mudah ke yang sulit akan mengurangi kegelisahan, 5) Siswa yang sering mengikuti tes tingkat kecemasan lebih tinggi, 6) Kecemasan siswa akan lebih mudah terlihat secara visual yaitu dengan berkurangnya aktivitas siswa, 7) Memberikan tes sangat membuat siswa cemas, instruksikan mereka untuk memutuskan perhatian pada soal dan berikan perhatian dengan mengatakan hal-hal yang lebih bermanfaat yang lebih menentramkan, misalnya dengan “jangan khawatir” atau “ pasti anda bisa”, 8) Siswa dengan ketrampilan ujian yang rendah dapat menurunkan ujian kecemasan mereka dengan latihan testwiseness.
Menurut Dacey mengenal gejala kecemasan dapat ditinjau dari tiga komponen yaitu:
a.         Komponen psikologis : berupa kegelisahan, gugup, tegang, cemas, rasa tidak aman, takut, cepat terkejut.
b.        Komponen fisiologis : berupa jantung berdebar, keringat dingin pada telapak tangan, tekanan darah meninggi (mudah emosi), respon kulit terhadap aliran galvanis (sentuhan dari luar) berkurang, gejala somatik atau fisik (otot dan sensorik), gejala Respiratori (pernapasan), Gastrointertinal (percernaan), gejala Urogenital (perkemihan dan kelamin).
c.         Komponen sosial : sebuah perilaku yang ditunjukkan oleh individu dalam lingkungannya. Perilaku itu berupa : tingkah laku (sikap) dan gangguan tidur.
Berdasarkan beberapa pendapat tingkat kecemasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan yang akan di ukur dalam penelitian ini terdiri atas tiga komponen yaitu komponen psikologis, komponen fisiologis dan komponen sosial.
C.      Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar terdiri atas dua suku kata yaitu “prestasi” dan “Belajar”. Carter (2008: 467) menjelaskan prestasi sebagai “ the mainstream achievement ideology requires individuals to take  ownership of their successes and failures”. Prestasi merupakan suatu ideologi tentang keberhasilan dan kegagalan individu.  menurut winkel (2009:580 prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai. Sedangkan belajar menurut Chance (2003:17) “...learning is defined as change in behavior due to experience”. Belajar didefenisikan sebagai perubahan tingkah laku dalam kaitannya dengan pengalaman.
Sementara schunk (2008:3) “learning is an enduring change in behavior, or in the capacity to behave in a given fashion, which results from practice or other forms of experience”. Maksudnya bahwa pendidikan adalah sebuah perubahan tingkah laku, kecakapan yang ditunjukan dengan reaksi pada kebiasaan, dimana hasil tersebut berasal dari latihan dan terbentuk dari pengalaman.
Menurut Nana Sudjana (2010:23), prestasi adalah hasil yang diberikan oleh guru kepada siswa berkaitan dengan kemampuan para siswa  dalam menguasai isi  bahan pelajaran.    
Menurut Suryabrata (1998) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kemudian Brown & McNamara (2005:16) “matematical achievement is understood more in terms of performence of prescribed mathematical prosedur. This is quantifible through diagnostic testing,  And broader understending is anchored around test indicators in a statistically defined environmen”. Maksudnya bahwa bahwa prestasi matematika dipahami dalam hal kinerja prosedural matematika yang ditentukan. Hal ini diukur melalui tes diagnostik, dan pemahaman lebih luas adalah bermula dari indikator tes statistik yang sesuai lingkungan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka prestasi belajar adalah hasil pengukuran tingkan kemampuan siswa terhadap materi belajar. Dalam penelitian ini dengan memberikam tes susuai dengan materi yang disampaikan oleh guru sebelumnya.
Menurut Suryabrata (1998)  Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1)        Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
a.         Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan panca indera.
1.        Kesehatan badan
Untuk dapat studi yang baik, siswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaiakn program studinya.
2.        Panca indera
Berfungsinya panca indera merupakan syarat berlangsungnya belajar yang baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini, diantara panca indera yang paling memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui pendengaran dan penglihatan.
b.        Faktor psikologis
Ada beberapa faktor psikologi yang dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa antara lain
1.        Intelegensi
Prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan siswa. Taraf intelegensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa dimana siswa yang memiliki taraf intelegensi tinggi mempunyai peluang yang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
2.        Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya.
3.        Motivasi
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
2)        Faktor Eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih antara lain adalah:
a.         Faktor lingkungan keluarga
Faktor-faktor lingkungan keluarga yang dimaksud adalah:
1.        Sosial ekonomi keluarga
Sosial ekonomi keluarga yang memadai akan membuat seseorang lebih banyak kesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah.
2.        Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anak, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan lebih rendah.
3.        Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat maupun secara tidak langsung seperti hubungan keluarga yang harmonis.
b.        Faktor lingkungan sekolah
Beberapa faktor lingkungan sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1.        Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah, selain itu bentuk ruangan, sirkulasi udara serta lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar.
2.        Kompetensi guru dan siswa
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seseorang siswa merasa kebutuhan untuk berprestasi dengan baik terpenuhi misalnya tersedianya tenaga pendidik yang berkualitas yang dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang besar maka siswa akan terdorong untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
3.        Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode pembelajaran yang lebih interaktif (terjadi melalui dua arah) sangat diperlukan untuk menambahkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c.         Faktor lingkungan masyarakat
Faktor-faktor lingkungan masyarakat yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu
1.        Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru/pengajar.
2.        Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah sampai pada masyarakat bawah setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan


Defenisi Variabel Penelitian
Defenisi variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1)        perhatian orang tua adalah segala usaha, dorongan, keterlibatan orangtua dalam proses belajar mengajar baik disekolah maupun dirumah yang mendukung peningkatan prestasi belajar siswa.
2)        Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam belajar yang muncul oleh adanya ransangan-ransangan baik dari dalam diri seseoran maupun diluar diri seseorang yang dapat dilihat pada ketekunan dan usaha yang didorong oleh hasrat belajar untuk mencapai hasil atau prestasi belajar sebaik mungkin.
3)        kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis (misalkan gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat) dan psikologis (misalkan panik, tegang, bingung, tidak bisa berkosentrasi).
4)        prestasi belajar adalah hasil pengukuran tingkan kemampuan siswa terhadap materi belajar. Dalam penelitian ini dengan memberikam tes susuai dengan materi yang disampaikan oleh guru sebelumnya.



Indikator Penelitian
1)        Perhatian Orang Tua
Berdasarkan kajian teori maka indikator yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
No
Komponen
Indikator
1
Usaha
a.         Menyediakan fasilitas belajar
b.         Mengontrol proses belajar di rumah dan disekolah
c.         Membantu meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang belum dipahami
2
Keterlibatan orang tua
a.         Terlibat dalam proses belajar anak
b.         Terlibat dalam kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemahaman anak
c.         Terlibat dalam menciptkan rasa percaya diri, motivasi belajar siswa.

2)        Motivasi Belajar
Berdasarkan kajian teori maka indikator yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
No
Komponen
Indikator
1
Ketekunan
a.         Kehadiran disekolah
b.         Mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas
c.         Belajar diluar jam disekolah
d.        Tekun dalam mengerjakan tugas
2
Usaha
a.         Memiliki semangat dalam belajar
b.         Tidak cepat puas
c.         Mempertahankan pendapat
d.        Memiliki kepercayaan diri

3)        Kecemasan siswa
Berdasarkan kajian teori maka indikator yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
No
Komponen
Indikator
1
Psikologi
a.    Kegelisahan
b.    Gugup
c.    Tegang
d.   Rasa Tidak Aman
e.    Takut
f.     Cepat Terkejut
2
Fisiologi
a.    Jantung Berdebar
b.    Keringat dingin
c.    Tekanan darah meningkat
d.   Respon kulit berkurang
e.    Gejala Somatik atau Fisik
f.     Gejala Respiratori
g.    Gejala Urogenital
h.    Gejala Gastrointertinal
3
Sosial
a.       Tingkah laku
b.      gangguan tidur




0 komentar:

Posting Komentar