Posisi Guru yang Seharusnya
Hal yang sering terlupakan bagi seorang guru adalah menggap dirinya sebagai perpustakaan hidup, dimana hanya dari dialah sang pengetahuan itu dapat diperoleh, guru menganggap peserta didiknya hanya sebats botol yang siap diisi dengan pengetahuan-pengetahuan yang dianggapnya benar, tetapi mereka lupa bahwa mereka memiliki guru yang lebih hebat dari mereka, guru mereka memiliki guru yang lebih hebat lagi dari guru-guru mereka. Guru tidak seharusnya angkuh dengan pengetahuannya sehingga berprilaku sombong terhadap peserta didiknya, karena guru sebenanya hanya sang pemilik ilmu sementara. SANG pemilik ilmulah yang memberikan segalanya. olehnya itu, guru yang ideal adalah guru yang menganggap
peserta didik tidak hanya dianggap sebagai botol kosong yang siap diisi oleh
setiap guru. Jika peserta didik dianalogikan seperti botol maka ini artinya ada
batas kapasitas yang dimilikinya, sehingga cepat atau lambat botol tersebut
akan penuh dan tidak mampu menampung apapun lagi. Jika seperti ini, Apakah itu
tidak bisa dikatakan mati? Atau hanya mati suri dengan ketidakberdayaan?.
Olehnya itu, guru dalam mengajar harus mampu memposisikan peserta didik sebagai
potensi yang dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, pengetahuan serta pengalaman
yang diperolehnnya. Tugas guru hanya sebagai pembuka jalan yang kemudian
peserta didik masuk didalmnya dan menyelami setiap aspek dengan dirinya sendiri
sehingga mereka keluar dengan apa yang mereka peroleh dalam perjalanan
belajarnya Dalam Filsafat inilah yang disebut guru yang hidup dan menghidupkan peserta didiknya.
"Analogi terbatas dari sang penulis kecil"
"Analogi terbatas dari sang penulis kecil"
0 komentar:
Posting Komentar