Profesi Kependidikan
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia sebagai insan beradab, yang
idealnya kaya secara nurani dan materi. Akan tetapi, kaya nurani lebih penting
ketimbang kaya materi. Tentu akan sangat buruk jika seseorang fakir materi dan
kerdil nurani. Inilah bagian dari
tantangan kita sebagai manusia dalam manjalani proses kehidupan dan penghidupan
dimuka bumi ini. Oleh karena perbedaan dominan antar manusia dengan hewan
terletak pada kapasitas otak, sistematika variasi pemberdayaan motorik dan
afeksinya maka sesungguhnya prioritas pembenahan sektor manusia adalah proses
pemanusiaan.
Dalam upaya proses pemanusiaan ini sangat
bergantung dalam proses yang dilaksanakan dalam dunia formal ataupun
non-formal. Dalam dunia formal seperti disekolah, proses pemanusiaan sangat
bergantung pada kemampuan seorang guru untuk bisa mendidik seorang peserta
didik menjadi lebih baik. Seorang guru yang baik ialah seorang guru yang selalu
berusaha untuk memberikan hal-hal yang
berguna bagi peserta didik baik didalam maupun diluar sekolah.
Tugas utama seorang guru adalah membimbing,
mendidik, mengajar dan melatih anak-anaknya yang kelak diharapkan menjadi
manusia pembelajar. Pada saat tertentu, dimensi membimbing dan mendidik lebih
dominan. Tugas-tugas ini dimuarakan pada pembentukan peserta pendidikan sebagai
manusia sejati, manusia yang memiliki keseimbangan antara kecerdasan emosional,
spiritual dan intelektual. Pada saat lain dimensi mengajar dan melatih atau
menyampaikan mata pelajaran lebih menonjol.
Tugas-tugas melatih dan mengajar bermuara
pada pembentukan diri peserta pedidikan menjadi orang yang cerdas,
berpengetahuan dan terampil. Lebih khusus lagi, tujuan utama kegiatan melatih
adalah mengembangkan keterampilannya. Pekerjaan ini biasanya dlakukan oleh
guru-guru praktik atau guru yang mengajarkan materi yang menuntut keterampilan
praktis,bekal hidup yang rill.
Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat
jelas bahwa peran guru dengan tugas-tugasnya sangat penting dalam sebuah proses
belajar seorang peserta didik. Sehingga terwujudnya suatu komunitas
pembelajaran yang interaktif dalam proses peningkatan mutu pendidikan.
Terciptanya lingkungan belajar di dalam maupun diluar sekolah, sehingga
terwujudnya suatu daerah atau kota pelajar bukan lagi hal yang tidak mungkin
terjadi di Indonesia ini.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah dalam makalah ini
sebagai berikut :
1.
Bagaimana guru sebagai komunitas
pembelajar ?
2.
Apa yang dimaksud
dengan lima pilar ?
3.
Apa yang dimaksud
dengan kota pelajar ?
4.
Apa yang dimaksud
dengan lingkungan belajar?
5.
Bagaimana membangun
kota pelajar ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
pada masalah dalam makalah ini, maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk
mengetahui bagaimana guru sebagai komunitas pembelajar.
2. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan lima pilar.
3. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan kota pelajar.
4. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar.
5. Untuk
mengetahui bagaimana membangun kota pelajar.
D.
Manfaat
Adapun manfaat
yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi
guru, dapat dijadikan referensi untuk mengetahui dirinya sebagai komunitas
pembelajar dengan sikap-sikap yang harus dilakukannya.
2. Bagi
pemerintah dan masyarakat umum, dapat dijadikan masukan untuk membuat
lingkungan belajar demi terciptanya kota pelajar.
3. Bagi
penulis, sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan sebagai peserta didik
ataupun kelak akan menjadi seorang guru, pemerintah atau masyarakat umum.
0 komentar:
Posting Komentar