Diskusi
‘Para Guru’ dan “Guru Para Guru”
Selasa tanggal 22 september 2015,
pukul 11.10 samapi 12.50, diruangan 305b lantai tiga gedung pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta berlangsung perkuliahan Filsafat Ilmu pertemuan
ketiga dengan dosen pengampu bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A. Pada pertemuan ini
berbeda dengan biasanya dimana biasanya materi disampaikan oleh Pak Prof.Dr.
Marsigit, M.A secara utuh tetapi pada pertemuan ini lebih diramu dalam bentuk
penyampaian uneg-uneg atau hal yang belum jelas dibenak para guru (Mahasiswa
PMAT 2015 Kelas A) kemudian dijelaskan oleh guru para guru (Prof. Dr.Marsigit,
M.A).
Guru para guru:
Assalamualaikum
wr wb.
(meminta
mengumpulkan lembaran-lembaran pertanyaan yang ditulis para guru)
Apa
pertanyaan saudara yang berkaitan dengan filsafat secara kontekstual saja??
Atau ungkapkan pertanyaan yang saudara tulis secara langsung???
Guru senior:
Oh
iya....Terimakasi bapak..... menurut sudut pandang filsafat, mengapa anak-anak
didik sekarang cenderung memilih yang instan, khususnya dalam pelajaran
matematika??
Guru para guru:
........Baik
bu guru senior...............
Jadi
pertanyaanya terlalu terjun jauh kebawah dari filsafat sampai ke siswa. Akan
tetapi disamping muncul terjun jauh , ada sebuah pantulan yang menarik dibahas
yaitu “ Budaya Instan”. Instruksi
saya untuk memahami hal ini, coba buka dalam postingan saya dengan judul
makalah “ Narasi Besar Ideologi Politik
Pendidikan dunia”. Bu Guru senior sudah membukanya???
Guru Senior:
Hehehehe....
belum pak....
Guru para guru:
Inti
penjelasan........
Didalam
filsafat saya jika itu tesis maka saya membuat anti tesisnya begitu pula
sebaliknya. Tesis yang saya buat misalnya “kalau bisa dipermudah kenapa
dipersulit” dan anti tesisnya “kalau bisa mengerjakan yang sulit kenapa harus
yang mudah”. Ungkapan ini didengarkan juga tidak begitu jelas, diucapkan juga gampang dan
dilaksanakan sulit. Silahkan anada uji diri anda, jika dari dua kata ini
dilaksanakan maka dampaknya sangat luar biasa yakni dunia akhirat.
Secara
psikologis, perbedaan antara “kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit” dan
“kalau bisa mengerjakan yang sulit kenapa harus yang mudah” ini adalah keadaan
yang berbeda. Jika kita idenfikasi bagaimana bedanya kedua pernyataan ini????
Para Guru:
..................................(Belum
ada gambaran)............. belum faham dengan pertanyaan pak...
Guru Para Guru:
Oke
saya ulangi ya...........“kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit” dan “kalau
bisa mengerjakan yang sulit kenapa harus yang mudah” secara psikologi bedanya
apa??? Keadaan pelakunya bagaimana??
Para Guru:
Kami
belum paham pak............mohon diulangi!!!
Guru Para Guru:
Oke
saya ulangi lagi.......seseorang mempunyai sikap, tabiat,watak misalkan:
...........“kalau
bisa dipermudah kenapa dipersulit” sebagai pihak kanan dan “kalau bisa
mengerjakan yang sulit kenapa harus yang mudah” sebagai pihak kiri. Tolong anda
indentifikasi keadaan yang pertama dengan yang kedua pribadi orangnya seperti
apa dalam sudut pandang psikolog???
Para Guru:
Oh
iya pak....kami sudah mulai paham pertanyaanya...
Pribadi
yang pertama itu menunjukan orang yang tidak mudah berjuang, sudah nyaman
dizona aman, tidak mau meningkatkan diri, santai, gampang menyerah, tidak suka
tantangan, tidak mau bekerja keras, motivasi kurang, defensif, tidak kreatif,
termaksud budaya instan dan masih banyak lagi.
Pribadi
yang kedua itu menunjukan orang suka tantangan, pekerja keras, kreatif, cerdas,
ulet, ingin berkembang, motivasinya tinggi...dan juga masih banyak lagi......
Guru Para guru:
Oke
itu sudah bisa membedakannya kan???
Sesungguhnya
hidup itu adalah interaksi antara yang pertama dan yang kedua. Jika ingin hidup
yang lebih baik hijrahlah dari yang pertama ke yang kedua. Itu jawaban saya
tentantang pertanyaan anda. Selanjutnya pernyaan yang lain ???
Guru
Junior I:
Bagaimana pandangan
filsafat tentang pendapat “stephan walking” tentang penciptaan alam semesta
kaitanya dengan objek filsafat “ADA dan MUNGKIN ADA”???
Guru
para Guru:
(Beliau
mengkalarifikasi)...............
Pertanyaan anda mungkin punya
maksud apa pandangan agama tentang nenek moyang manusia adalah seekor kera.
Sementara, agama apapun tahu bahwa nenek moyang manusia adalah manusia yaitu
Nabi Adam As. Teori tentang nenek moyang manusia adalah kera dikemukakan oleh
darwin. Menurut darwin dengan teori evolusinya dimisalkan “jika tiap hari
manusia diajar untuk terbang maka dalam kurun waktu yang cukup lama kegiatan
ini dilakukan maka manusia akan terbang”, ini adalah salah satu yang disebut
teori potensi yang menetapkan bahwa yang didunia ini bisa berubah (teologi)
tokohnya adalah Parmenides.
Jika pendapat ini seperti itu maka masih separuh dunia dijangkaunya, sebab
masih ada separuh dunia yang sifatnya tetap tokohnya adalah Heracleitos. Filsafat memandang ini sebagai
hidup. Sebenar-benarnya hidup adalah interaksi antara tetap dan berubah.
..................................................................................................................................................................
Didalam filsafat tidak ada yang
benar dan yang salah. Yang tidak benar hanya tidak sesuai dengan ruang dan
waktunya.
Dalam sisi spiritual, agama
adalah dogma yang memiliki sifat absolut, al-Quran misalkan merupakan kitab
suci yang datangnya dari sang pencipta (ALLAH SWT) yang tidak bisa dirubah
seperti halnya UUD 1945 yang bisa di amandemen.
Pernah dengan Al-quran di
amandemen???
Para
Guru:
Tersenyum.......
tidak pernah pak...
Guru
para Guru:
(Beliau
menambahkan)...............
Inilah yang membedakan antara
orang timur dan orang barat.
Orang timur yang mayoritas
agamais selalu berpikirnya final sedangkan orang barat berpikirnya selalu
terbuka atau open endded. Maka lahirlah pendekatan open endded yang sering
dipergunakan dalam pembelajaran. Akan tetapi, jika hanya dengan pikiran kita
mencari tuhan maka tidak akan ada jaminan bahwa itu adalah tuhan. Imam gozali
mengatakan bahwa “jika ingin ketemu
tuhan maka jangan hanya berpikir tetapi kerjakanlah”.
Dalam konsep bijaksana antara
orang barat dengan orang timur ada perbedaan. Bijaksana menurut orang barat
adalah orang yang mencari ilmu, sedangkan orang timur dikatakan bijaksana bila
sudah bisa memberi. Maka mejadi pejabat ditimur harus bisa mensejahterakan
rakyatnya dan bahkan harus memberi. Tuntukan masyarakat timur kepada pejabat
untuk diberikan sesuatu. Sehingga hal inilah yang membawa potensi koorupsi di
indonesia yang merajalela.
......................................................................................................................................................
Pertanyaan lain silahkan....!!!!
Guru Junior II:
Agama
adalah dogma yang pasti kita yakini, lalu bagaimana dengan teori big bang
(proses terbentuknya alam semesta) dan teori darwin tersebut kita benarnakan,
dipercayai serta dipelajari oleh banyak orang sementara itu belum tentu ada
pak??? Mohon penjelasannya !!!
Guru para Guru:
Teori
dapat dikenal karena beberapa alasan:
1.
Teori
ditulis serta memiliki rujukan
2.
Di
publikasikan
3.
Terdapan
sponsoship
4.
Memiliki
manfaat
Teori big bang diperlukan untuk
level-level keilmuan tertentu tetapi ketika menyentuh ranah spritual
bagaimanapu harus tetap dengan keyakinan yang kita miliki. Apabila tidak
demikian, orang yang hanya berpikir tanpa batas menyimpulkan bahwa alam semesta
terjadi tanpa campur tangan ALLAH ini
adalah salah satu kesombongan luar biasa, agar kita dalam belajar filsfat tetap
masih dalam koridur maka spritual menjadi penyangkalnya.
......................................................................................................................................................
Objek filsafat ada yang adalah
ADA dan MUNGKIN ADA, semua yang kita pikirkan adalah sebuah wadah, setiap wadah
juga merupakan isi. Misalkan rambut berwarna hitam, maka rambut adalah wadah
dan hitam itu isinya. Oleh karena itu, wadah adalah subjek dan isi adalah
predikat. Maka tidak akan pernah didunia ini:
·
predikat
tidak sama dengan subjeknya,
·
rambut
tidak akan sama dengan hitam,
sebab hitam adalah hanya sebagian
sifat dari rambut sedangkan rambut masih mempunyai sifat-sifat lain selain
hitam yang tak terhingga banyak dan semua sifat rambut itu juga adalah wadah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dunia berstruktrur yang terdiri atas wadah dan isi
serta isi juga wadah, yang banyak tersebut adalah kuasa tuhan, yaitu tuhan yang
Esa.
Orang didunia yang sifatnya
plural tetapi beersikap tunggal, didalam filsafat disebut fatal (kaum fatal)
yang hidupnya terserah pada nasib dan takdir.
Urusan dunia fatal, sedangan
urusan akhirat fital. Olehnya itu, filsafat mendefinisikan hidup bahwa
sebenar-benar hidup adalah interaksi dinamik antara fatal dan fital, seperti
ungkapan bahwa “berikhtiarlah seakan hidup selama-lamanya dan berdoalah
seakan-akan akan mati esok”.
Sifat ADA dan MUNGKIN ADA kalau
itu sifatnya tunggal disebut mono, sehingga lahirlah filsafat monoisme. Monosim
berpandangan bahwa segalanya adalah urusan langit (tuhan).
Teknologi mengeptimalkan urusan
dunia yang harapanya untuk mensuport urusan akhirat.
Wanita dalam pikiran setiap
manusia itu adalah satu jika diturunkan akan membentuk seperti bagan berikut:
(Contoh keadaan ADA dan MUNGKIN ADA dalam Filsafat)
A |
Berkaitan dengan beberapa takdir
yang telah ditetapkan oleh ALLAH, baik itu mati, jodoh dan lahir. Dalam
kematian manusia berbeda-beda ada yang sakit, kecelakaan, bunuh diri, dsb.
Pertanyaan saya adalah apakah orang bunuh diri itu sudah ketetapan dari tuhan
???. jika iya, bunuh diri dalam islam itu adalah dosa, apakah amalan-amalan
hidupnya sia-sia saja???
Guru
Para Guru:
Cara
pandang berdimensi yang dipandang pun berdimensi, itulah berfilsafat kemudian
di iteraksikan
Dalam
sisi spirutual cara pandang itu jelas sesuai koridornya, tetapi dalam
berfilsafat yang namanya takdir adalah sesuatu yang sudah terjadi, jika
dinaikan dalam spirtual takdir itu adalah sedang terjadi. Yang terjadi itulah
takdirnya.
Kaitannya
dengan fatal dan fital, fatal adalah takdir serta fital itu ikhtiar. Manusia
bisa berikhtiar sebab manusia mempunyai potensi dan hidup manusia tidak bisa
lepas dari takdir.
Hidup
itu adalah pilihan, dan yang memilih adalah Tuhan. Pikiran itu adalah pilihan
serta yang kita ucapkan pun adalah pilihan diantara kata-kata yang lain.
Olehnya itu, manusia hidup karena ketidak sempurnaan. Manusia adalah mahluk
terpilih (tereduksi) dalam filsafat dikenal dengan faham Reduksionisme bahwa manusia itu terpilih dan dipilih, organ tubuh
manusia itu adalah pilihan..
Tiga
hal yang pokok dalam diri manusia adalah lahir, jodoh dan kematian memiliki
kedudukan yang sama serta Tuhanlah yang menentukan.
Ada
pertanyaa lain lagi !!!...
Guru
Junior Kece:
Istri itu cuman satu dalam
pikiran, lalu bagaimana dengan poligami pak? Mohon penjelasannya!
Guru
para guru:
Seperti
penjelasan tadi bahwa jika istri dalam pikiran hanya satu sedangkan yang
lainnya adalah contoh-contoh. Dalam filsaafat istri ini adalah wadah sedangkan
yang lainnya adalah isinya. Makanya hidup ini itu berlevel
(wadah-isi-wadah-isi-...........)
Postulat
adalah resep untuk dilaksanakan.
Guru Junior IV:
Segala sesuatu itu telah
ditakdirkan, sementara motivator selalu mengarahkan menuju kesempurnaan.
Pandangannya seperti apa pak??
Guru
para guru:
Segala
sesuatu selalu berpasang-pasangan dan mencari jodohnya, setiap yang ada dan
mungkin ada adalah tesis. Sedangkan selain daripada adalah anti tesis. Contoh :
diriku ni adalah tesis tetapi semua diluar diriku adalah antitesis.
Ketetapan
yang telah dibuat dalam agama adalan tesis dalam filsafat maka anti tesisnya
adalah ikhtiar manusia.
Tesisnya
fatal dan anti tesisnya potensi, maka motiator itu mengembangkan
potensi-potensi agar manusia itu punya potensi. Olehnya itu, sebenar-benarnya
hidup adalah perubahan potensi dari ADA menjadi PENGADA melalui MENGADA. Segala
sesuatu berubah diikhtiarkan ke sang pencipta itulah keikhlasan.
Apa
bedanya motivator dengan para filosofer ??
Kalau
motivatot itu melakukan kontrol dan kendali sedangkan filosofer melakukan
pengamatan dan melakukan refleksi dengan apa yang dilihatnya tanpa masuk pada
setiap sisinya.
Guru Junior V:
Saya
mau tanya tentang kontrakdiksi pak... bagaimana mensinergikan antara pikiran
dan hati, agar tidak ada penyesalaan??
Guru Para Guru:
Ini pertanyaan bagus................
Pada
dasar kodrat itu adalah takdir-Nya. Ditemukan oleh Imanuel
kant, bahwa isi tidak sama dengan wadah, walau isi juga wadah dan wadah
juga isi, akan tetapi wadah tidak sama dengan isi seperti contoh yang
sebelumnya itulah yang dinamakan kontradiksi dalam filsafat.
Tanpa
adanya kontradiksi maka tidak ada kehidupan,sebab hidup manusia memang
kontradiksi
Prinsip
yang kedua adalah prinsip identitas, misalkan A=A ini hanya ada dalam pikiran
sebab pikiran sudah terbebas dari ruang dan waktu, tetapi selagi dia diucapkan
maka A yang pertama sudah berbeda dengan A yang kedua.
Oleh
karena itu, manusia selalu diwarnai dengan kontradiksi-kontradiksi. Manusia
bisa makan, minum ini karena kontradiksi sebab terjadi pertempuran hebat antara
oksigen dengan darah merah sehingga muncullah energi.
Kontradiksi
inilah manusia bisa hidup, manusia tidak bisa terhindar dari kontradiksi.
Kedudukan
kontradiksi itu ada dimana???
Isi
atau wadah yang bagaimana yang mengalami kontradiksi???
Semakin
rendah posisi, semakiin ada dalam predikat semakin tinggi kontradiksiny.
Semakin
tinggi, semakin tinggi, semakin tinggi, ......... semakin kecil kontradiksinya
dan yang paling tinggi merangkum menjadi satu yaitu kekuasaan Tuhan, sebab
tidak ada kontradiksi pada tuhan tetapi yang menganal kontradiksi adalah
manusia.
Pengetahuan
adalah pertarungan anatar tesis dan anti tesis menjadi sintesis (pengetahuan
baru). Sebagai seorang ilmuwan harus siap melakukan sintesis-sintesis antara
pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
Cara
menghilangan keraguan, penyesalan dengan berdoa. Setinggi-tinggi doa adalah
memanggil nama-Nya. Tetapi doa yang
sampai hanya orang-orang yang mendapatkan syafaat. Mustajabnya doa karena
dijalankan.
..................................................................................................................................................................
Wassalamuallaikum
wr wb.......
“Sekian Untuk Hari Ini”
IMALUDIN AGUS