Sabtu, 21 November 2015

“FENOMENA COMMTE (POSITIVISME) "

Tugas     :  Filsfat Ilmu
Dosen    :  Prof. Dr. Marsigit, M.A

Bismillahirahmani Rahim
Assalamualaikum Wr. Wb

“FENOMENA COMMTE (POSITIVISME) DI INDONESIA PADA ERA KONTEMPORER”

Positivisme merupakan aliran yang menekankan pada hubungan sosial bermasyarakat, dalam hal ini, yang menjadi pusat perhatiannya yaitu interaksi antara manusia dengan manusia yang lain serta hal-hal bersifat emperik dan rasio yang berkaitan dengan kehidupan manusia didunia. Positivisme sebagai aliran yang dipelopori oleh tokoh filsafat besar dan populer yakni auguste commte yang muncul pada abad 19 masehi dan masuk pada zaman modernisasi (Kompasiana.Com). Aliran ini sebenarnya bukan aliran baru, tetapi merupakan pengembangan dari aliran emperis dan rasionalis, yang bersumber pada sesuatu yang nyata dan dapat dibuktikan oleh indrawi serta logika-logika yang positif yang bersifat objektif. Aliran ini, sangat mengesampingkan metafisika (Bakhtiar, A, 2014). Konsep yang hendak dibangun dalam aliran ini lebih menekanan pada proses penelitian atau penemuan dengan metode ilmiah (scientific).
Pada perkembangannya aliran positivisme dikembangkan menjadi beberapa aliran yang berorentasi pada asas kebermanfaatan. Aliran tersebut terdiri atas utilityanisme, hedonesme, kapitalisme, pragmatisme serta liberalisme. Kesemua aliran ini mengenyampingkan metafisik dan dogmatis, tetapi lebih pada asas fungsi serta kebutuhan nyata manusia dalam kehidupanya. Kondisi seperti ini dapat dilihat fenomenanya secara global, dimana perkembangan IPTEK mendominasi kehidupan manusia diseluruh dunia. IPTEK dikembangkan berdasarkan metode ilmiah (scientific), dengan tujuan untuk mempermudah akses manusia dalam menjalankan segala aktifitas dunia.
Seiring dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, yang dianalogikan sebagai  pisau bermata dua yaitu sisi positif dan sisi negatif dengan para Power Now yang menjadi Remot kontrolnya. Jika ditinjau dari sisi positif, maka tidak dapat dipungkiri bahwa IPTEK memang memiliki manfaat yang cukup banyak bagi kehidupan manusia dizaman kontenporer. IPTEK menjadi sarana yang mempermudah sosialisasi serta interaksi manusia yang satu dengan yang lain. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi negatifnya, Perkembangan IPTEK, seakan-akan dijadikan sebagai pembuktian bahwa dengan pikiran serta logika manusia dapat menciptakan apapun serta mengenyampingkan peran tuhan didalamnya. Selain itu, sifat instan yang dilahirkan oleh karena perkembangannya menjadikan manusia apatis terhadap lingkungan sebab menyerahkan segalanya pada teknologi yang sebenaranya justru merebut, mengeksploitasi serta mengkooptasi unsur-unsur alamiah dari lingkungan kehidupan ini. Oleh karena itu, semua gejala umum yang telah disebutkan diatas merupakan bentuk dari pengaruh paham commte yang lebih mementingkan kebermanfaatan dalam kehidupan nyata atau lebih dikenal dengan istilah Fenomen Commte.
Fenomena Commte merupakan gejala kehidupan yang menjadikan kehidupan Dunia sebagai tujuannya, serta memarjinalkan spritual dan mengagungkan scientific sebagai kebenaran mutlak. Kondisi ini, bukalah hal yang mengagetkan bagi para penganut positivisme, sebab seperti yang kita ketahui bahwa Commte dalam rangka ingin mewujudkan suatu keteraturan dalam kehidupan masyarakan maka  melakukan suatu percobaan untuk mendirikan suatu dogma baru yang berbasis humanis serta menjadikan diri serta pikirannya sebagai imam agung. Hal ini, mengindikasikan bahwa Pikiran sebagai dewa dari kehidupan dunia menurut paham mereka. Fenomena identik seperti ini, berkembang sangat pesat didunia barat seperti Amerika Serikat, Rusia, dsb dengan teknologi canggih sebagai jargon serta alat kooptasi seluruh yang ada disekitarnya termaksud Indonesia menjadi sasaran, yang merupakan produk dari pikiran manusia itu sendiri.
Indonesia sebagai negara yang mengedepankan spritualitas dalam kehidupan dunianya, tidak menjadikan dirinya luput dari pengaruh fenomena ini. Secara faktual dan kontekstual, fenomena yang merupakan perpanjangan tangan dari power now pelan tapi pasti telah mampu mengkooptasi seluruh tatanan kehidupan masyarakat indonesia, mulai dari pemerintah, masyarakat intelektual serta masyarakat tradisional. Seperti yang telah dianalogikan oleh bapak Prof. Dr. Marsigit, MA dalam perkuliahan Filsafat Ilmu, dimana masyarakat indonesia seperi ikan kecil dalam danau yang semua unsur didalamnya terisi serta terkontaminasi oleh power now dengan latar belakang aliran positivisme.
  Pemerintah dengan kebijakan yang dikeluarkan sebagai eksistensi keberadaan dirinya, baik kebijakan dibidang politik, sosial, ekonomi, serta pendidikan, tidak terlepas dari pengaruh fenomena commte. Suatu kebijakan terkadang di buat tidak lagi berasas pada manfaatnya terhadap rakyat dan ketuhanan tetapi lebih kepada egoisme para pengambil kebijakan yang mementingkan kepentingan individu serta kelompoknya. Keadaan inilah yang menyebabkan indonesia sebagai negara urutan 107 dari 114 negara terkorup didunia berdasarkan hasil Transparency International ketika merilis Corruption Perseptions Index (CPI) 2014. Salain itu, kebijakan yang dikeluaran khususnya dalam bidang pendidikan yaitu berkaitan dengan kurikulum 2013, dimana subtansial dari kurikulum ini sangat mendewakan sceintific yang justru bertentangan dengan filosofi kehidupan masyarakan indonesia yang menjunjung spritual dan kebudayaan.
Kondisi yang sama juga terjadi pada masyarakat intelektual, dimana asas kepentingan dan kebermanfaatan pribadi menjadi titik tolaknya. Sebagai contoh sederhana, pada tahun 2014 banyak berita dimedia masa yang memberitakan tentang seorang guru yang berlaku asusila terhadap peserta didik serta kepala sekolah yang menyalahgunakan dana BOS. Selain itu, para pelajar yang seharusnya sebagai insan yang berilmu dan bemoral tetapi justru melakukan, tawuran, Narkoba, Asusila dan lain sebagainya. Kejadian seperti ini tidak hanya 1 tetapi lebih dari itu. Hal ini memperlihatkan secara jelas bahwa betapa bnyak pengaruh budaya barat telah memasuki sendi-sendi kehidupan di negeri indonesia ini.
Selain itu, pada masyarakat tradisional semakin memperjelas bagaimana fenomena commte sangat merajai seluruh aspek kehidupan masyarakat indonesia, dimana seperti kita ketahui bersama bahwa filosofi bermasyarakat terdahulu menekankan pada kegotong royongan serta mufakat. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman budaya seperti ini mulai ditinggalkan serta  bergeser pada konteks kehidupan individualis. Senada dengan kondisi tersebut, ketergantungan masyartakan terhadap teknologi moderen tidak dapat terhindar lagi. Hal ini dapat ditunjukan secara faktual banyaknya permintaan masyarakat terhadap keinginan untuk memiliki HP, Komputer, serta alat teknologi lainnya. Keadaan ini, bukanlah hal yang salah, tetapi yang menjadikannya salah adalah masyarakat terlena dengan berbagai kecanggihan ini, sehingga banyak dimanfaatkan kepada hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan terkadang mengenyampingkan nilai-nilai moral dan spirual.
Oleh karena itu, untuk meyikapi fenomena commte yang telah mampu menyusupi seluruh urat nadi kehidupan bangas indonesia dimulai dari atas sampai kebawah, maka diperlukan suatu alat filter yang bisa menjadi pemilah mana yang baik dan mana yang buruk. Alat penyaring tersebut adalah moral serta spritual yang harus dijadikan sebagai yang utama. Semoga Kita semua diberikan kebahagian serta kemudahan di dunia dan di akhirat. Amin Ya Allah.  


Mohon Maaf Jika Ada Yang Keliru, Mohon Koreksinya.Terimakasih


Waalaikumsallam Wr. Wb

0 komentar:

Posting Komentar